Selasa, 01 Desember 2009

Surat untuk Saudaraku,



Dunia di ambang kehancuran, ketika HIV-AIDS telah mencengkeram generasi penerus bangsa. Ketika bayi-bayi tak berdosa meregang nyawa di meja aborsi. Tidakkah kita peduli?

Saudaraku...
Tahukah HIV-AIDS benar2 mencengkeram dunia? bahkan telah menyentuh seluruh kabupaten dan kota di Indonesia ini. Tahukah kita bahwa kasus AIDS terbanyak ternyata terjadi di kota Bandung, tempat tinggal kita ini.

Saudaraku...
Tahukah kita, pelaku seks pranikah pada tahun 2008 naik menjadi 62,7% yaitu sekitar 26,23 juta remaja telah melakukan seks bebas (hasil penelitian KPA di 33 propinsi, 2008). Bahkan lebih menyesakkan dada ternyata 25% atau 7 juta remaja yang melakukan seks pranikah dan hamil ternyata memilih aborsi (survey KPA 2008). Apakah kita tidak miris ternyata 400.000 bayi2 tak berdosa di Jabar ini diaborsi oleh orang tuanya? (Harian Sindi, 9 April 2009).

Akankah kita diam menyaksikan semua itu???
menyaksikan generasi kita terjerumus dalam dosa, padahal kita mampu mangubahnya???
Akankah kita abai dengan sabda Rasulullah saw;
" Tidaklah kekejian (perzinahan) muncul pada suatu kaum dan mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka..." (HR> Ibnu Majah).

Saudaraku...
apa jadinya kita kelak di yaumil hisab, jawaban apa yang akan kita berikan kepada Yang Maha Kuasa atas diam dan abainya kita terhada kondisi generasi kita... kondisi kaum muslimin.
Lantas balasan apa yang akan kita terima dari Allah Al-Muntaqim Yang Maha Pemberi Siksa, terlebih lagi kondisi tersebut terjadi akibat diabaikan dan dilanggarnya aturan Allah SWT???

Saudaraku...
Saatnya kita sadar, saatnya kita peduli, saatnya kita kembali pada aturan Allah SWT dalam segala aspek kehidupan, saatnya kembali pada SYARIAT ISLAM DENGAN MENEGAKKAN DAULAH KHILAFAH ISLAMIYAH, tanpa kekerasan, dan ini satu-satunya cara untuk MENYELAMATKAN GENERASI DARI HIV AIDS DAN SEKS BEBAS.

Saudaramu,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar