Senin, 30 November 2009

Remaja Juga Bisa Berkorban (gaul islam)

Di senin pagi ini, tanggal 30 Nopember 2009 atau bertepatan dengan 13 Dzulhijjah 1430 H, kita masih merasakan suasana Idul Adha, kurban, dan tentunya hari Tasyrik. Apa itu hari Tasyrik? Singkatnya gini deh, hari Tasyrik itu adalah tanggal 11-13 Dzulhijjah. Pada hari-hari tersebut kaum muslimin mengagungkan Allah Swt., senantisa mengingat asmaNya seraya menghayatiNya sehingga mampu mempertajam rasa takwa kepadaNya. Soalnya pada jaman pra Islam, orang-orang yang telah selesai menjalankan ibadah haji, berkumpul di pasar ‘Ukaz dan di pasar-pasar lain. Di sana mereka saling menyombongkan kebesaran dan kehebatan orang tua dan nenek moyang mereka. Nah, tradisi or adat istiadat itu nggak dibenarkan dalam ajaran Islam.

Selain itu, pada hari Tasyrik ini juga disembelih hewan-hewan kurban semata sebagai wujud ketaatan dan sekaligus mengagungkan Allah Swt. Di hari Tasyrik pula para jamaah haji melakukan ritual melempar jumrah. Oya, karena hari Tasyrik berkaitan dengan hari raya Idul Adha, maka kaum muslimin diharamkan berpuasa. Ok? Sekarang kamu paham deh ya. Sip lah. Gitu dong, remaja cerdas ya ngerti syariat. Gejlig!

Bro en Sis, karena biasanya juga kalo hari raya Idul Adha identik dengan pelaksanaan ibadah kurban, maka jangan heran jika pada tanggal 10-13 Duzlhijjah para tukang sate siap-siap aja omzetnya turun. Hehehe.. karena pada empat hari itu ngedadak banyak tukang sate jadi-jadian. Maklumlah, sebagian daging kurban yang dibagikan umumnya disate sama yang nerima jatah. Apalagi daging kambing, enak untuk disate dan perlu. Jihahah… (tapi ati-ati bagi pengidap darah tinggi dan asam urat, lho. Hehehe..)

Tapi, tentu saja Idul Adha bukan cuma diingat dengan banyaknya sembelihan hewan kurban. Tetapi yang terpenting adalah pelajaran dari sikap berkorban yang telah dicontohkan Nabi Ibrahim as. Beliau senantiasa memegang kebenaran dan hanya taat kepada Allah Swt. dan rela berkorban demi ketaatannya itu. Sebagaimana firman Allah Swt. (yang artinya): “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)” (QS an-Nahl [16]: 120)

Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.” (QS al-Mumtahanah [60]: 6)

Subhanallah, hebat nian pribadi Nabi Ibrahim as. Kita bisa mencontoh beliau dalam pengorbanan demi ketaatannya kepada Allah Swt. Masih ingat kan kisahnya tentang perintah Allah Swt. untuk menyembelih anaknya sendiri, yakni Nabi Ismail as sewaktu masih kecil? Masih ingat juga kan kisah beliau yang meninggalkan istrinya, Hajar dan anaknya, Ismail? Kalo bukan karena perintah Allah Swt., Nabi Ibrahim tidak akan melakukannya. Hebat pengorbanan dan ketaatan beliau kepada Allah Swt.

Kita bagaimana? Ah, nggak tahu deh, kayaknya pengorbanan kita belum banyak. Kualitasnya pun belum sebanding dengan apa yang dilakukan Nabi Ibrahim as, dan juga para rasul lainnya. Pengorbanan kita juga belum seberapa jika dibandingkan dengan pengorbanan nabi kita, Muhammad saw. Kita bisa ngukur diri sendiri deh. Duh, jadi malu banget.

Belajar berkorban

Bro en Sis, manfaat belajar itu banyak lho. Kalo kita belajar, maka ada tiga aspek yang sekaligus bisa kita raih jika belajarnya bener. Pertama, dapetin aspek kognitif alias ilmu pengetahuan. Tadinya tidak tahu jadi tahu. Iya dong, kadang semalas-malasnya kita belajar, tetap akan dapetin ilmu pengetahuan. Sekecil apapun itu. Tentu aja kalo serius belajarnya jadi makin banyak ilmu yang didapat. Kedua, dapetin aspek afektif alias perasaan atau emosional. Bener lho, tadinya kita nggak mau jadi mau. Kita nggak mau ngaji, setelah belajar jadi mau ngaji. Atau sebaliknya, kita yang biasanya berani maksiat, setelah belajar jadi malu berbuat maksiat. Ketiga, aspek psikomotorik alias keterampilan. Sebelum belajar nggak bisa apa-apa, setelah belajar jadi bisa apa aja. Yup, tadinya nggak bisa, jadi bisa. Mau kan?

Jadi, berkorban pun perlu belajar. Supaya apa? Supaya tahu bagaimana caranya berkorban yang benar dan baik. Nah, dalam hal ini kita bisa berkorban dengan ketaatan atau kepatuhan kepada Allah Swt. Rela berkorban demi melaksanakan ajaran Islam. Sudi untuk mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta, atau bahkan nyawa demi tegaknya syariat Islam sebagai sarana untuk mendekatkan diri kita kepada Allah Swt. Dan, remaja juga bisa melakukannya, lho.

Pernah tahu kan beberapa sahabat nabi yang masih muda usia tapi ingin berjihad di jalan Allah Swt.? Yes, kamu kenal Abdullah Ibnu Umar? Nah, beliau ini patut kamu contoh dalam hidup kamu. Di usianya yang menginjak 13 tahun, sudah kebelet ingin ikut berjihad bersama Rasulullah saw. Beliau bersama sahabatnya yang bernama al-Barra’ ngotot ingin berperang bersama pasukan Rasulullah saw. dalam perang Badar. Namun oleh Rasulullah saw. ditolak karena masih kecil. Tahun berikutnya pada perang Uhud, beliau tetap ditolak. Hanya al-Barra’ yang boleh ikut. Barulah keinginannya yang tak tertahankan itu terpenuhi pada saat perang Ahzab, Rasulullah saw. memasukkannya ke dalam pasukan kaum muslimin yang akan memerangi kaum musyrikin. Subhanallah, keren banget tuh! (Lihat Shahih Bukhari jilid VII, hlm. 226 dan 302).

Semangat seperti inilah yang saat ini sulit ditemukan dalam diri pemuda Islam seusia kamu. Kalau pun ada, itu hanya sedikit saja yang memilikinya. Jangankan untuk berjihad, dalam menuntut ilmu saja, kadangkala kamu udah bosan dan tak bersemangat. Sebaliknya, yang muncul justru semangat main-main atau jadi seleb dadakan di ajang audisi yang tersebar banyak saat ini, sebagian lagi malah menyalurkan hobi adu jotos. Eh, itu nggak semuanya sih, tapi kebanyakan! Sedih deh jadinya.

Ibnu Abbas ra. berkata: “Tidak ada seorang Nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia (dipilih) dari kalangan pemuda saja (yakni antara 30 – 40 tahun). Begitu pula tidak ada seorang ‘alim pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda saja. Kemudian Ibnu Abbas ra. membaca firman Allah Swt. dalam surat al-Anbiya ayat 60: “Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim. (Tafsir Ibnu Katsir III, hlm. 183)

Bro en Sis, emang idealnya seorang pemuda atau remaja kudu memiliki semangat yang hebat. Sebabnya, salah satunya adalah fisik kamu yang masih kuat. Dalam sejarah, usia para pemuda Islam yang pertama mendapatkan pembinaan di Daarul Arqaam rata-rata sekitar 20 tahunan. Yang paling muda adalah Ali bin Abi Thalib, waktu itu usianya masih 8 tahun. Hampir sama dengan az-Zubair bin al-‘Awwam. Kemudian dalam pembinaan Rasul itu masih ada Ja’far bin Abi Thalib yang saat itu usianya 18 tahun. Usman bin ‘Affan, usia 20 tahun. Umar bin Khaththab sekitar 26 tahun dan Abu Bakar ash-Shidiq yang pada saat itu sudah berusia 37 tahun. Masih banyak lagi para sahabat yang semuanya masih relatif muda usia. Mereka bersemangat dalam mengikuti pembinaan Rasulullah saw. Sehingga akidah Islam yang ditanamkan Muhammad saw. mampu mengubah pola pikir mereka tentang kehidupan. Keren!

Ya, kita bisa belajar untuk berkorban demi Islam. Remaja saat ini pasti bisa juga lho. Wong, jaman baheula aja udah banyak remaja yang melakukannya. Kita saat ini bisa meneladani mereka dengan bulat dan utuh. Islam, memang mengajarkan agar umatnya mau taat kepada Allah Swt. dan RasulNya. Tentu saja, untuk taat perlu pengorbanan. Lihatlah sahabat nabi bernama Yasir dan Sumayah, yakni orang tua Amr bin Yasir. Mereka rela berkorban nyawa demi membela keimanannya kepada Allah Swt. Bilal bin Rabbah ra, tak gentar meski dijemur di terik matahari padang pasir dan tubuhnya ditindih batu besar. Ia rela mempertahankan akidahnya dan keimanannya kepada Allah Swt. Subhanallah!

Redam nafsu, gelorakan pengorbanan

Hawa nafsu, kalo diturutin bisa berabe dan bikin kita sengsara. Memang sih, sebagai manusia kita ingin hal yang enak-enak. Makan, misalnya. Kalo nggak inget temen atau saudara yang juga berhak memakan makanan itu, pengennya dilahap sampai habis tak bersisa dan perut kenyang. Tapi, karena ingat saudara atau teman, kita harus merelakan untuk berbagi, dan mengorbankan keinginan kita tersebut.

Hawa nafsu hampir selalu sukses menggoda manusia yang lemah iman. Menyeret mereka ke dalam ruang maksiat karena tidak mendapatkan petunjuk dari Allah Swt. Benarlah firman Allah Ta’ala (yang artinya): “Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS al-Qashash [28]: 50)

Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS al-Jaatsiyah [45]: 23)

Bro en Sis, dari dua ayat ini sebenarnya udah cukup ngasih penjelasan bahwa orang yang lebih mementingkan hawa nafsunya bakalan rugi. Salah satunya ya karena tidak diberi petunjuk. Allah Swt. dengan ilmuNya tahu bahwa orang tersebut tidak mau menerima kebenaran. Coba deh lihat, orang yang udah terbiasa maksiat kok kayaknya susah banget jadi baik. Meskipun berulang kali disampaikan teguran dan nasihat kepadanya. Itu karena bisa jadi dalam hatinya tak berniat untuk mencari kebenaran. Malah sebaliknya, betah bermaksiat karena lebih mementingkan hawa nafsu.

Hawa nafsu, adalah bagian yang perlu dikelola dengan benar. Memang, kita harus menyadari juga bahwa hawa nafsu nggak bisa dimatikan. Hawa nafsu hanya bisa diredam atau dikendalikan. Tentu saja, diredam atau dikendalikan dengan ajaran Islam. Bukan yang lain. Why? Karena hanya Allah Swt. yang tahu betul karakter manusia. Itu sebabnya, permintaan Allah Swt. kepada manusia agar manusia taat kepadaNya, justru untuk keselamatan manusia itu sendiri. Untuk bisa meredam nafsu, tentu saja diperlukan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menurut hawa nafsu sangat enak dan nikmat jika dilakukan.

Aktivitas belajar misalnya, bila ngikutin hawa nafsu, malasnya minta ampun. Tapi, orang yang bisa mengalahkan hawa nafsu, belajar menjadi asik-asik saja, bahkan ketagihan. Ada contoh lain? Ada. Berzina. Jika mengikuti hawa nafsu kayaknya enak benar. Tapi, hawa nafsu untuk menyalurkan birahi itu harus diredam dan nanti disalurkannya di jalur yang halal, yakni melalui pernikahan. Untuk bisa menghindari malas belajar dan menjauhi berzina, kita perlu berkorban banyak. Bisa waktu (gunakan waktu untuk ibadah, bukan untuk mendekati zina), tenaga (gunakan tenaga untuk kegiatan kaya manfaat dan halal, bukan kegiatan yang mendekati maksiat), pikiran (gunakan untuk belajar dan berpikir positif menurut syariat, jangan gunakan untuk pikiran yang negatif), perasaan (salurkan perasaan untuk kebaikan, bukan keburukan), dan juga harta (manfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt., bukan untuk semakin menjauhkan dariNya). Ini memang cukup berat. Tetapi kamu rela berkorban demi kebaikan kan ya? Kamu harus bisa! Biar keren, gitu lho.

Yuk, kita mulai berkorban demi ketaatan kita kepada Allah Swt. Remaja pun bisa melakukannya kok. Asal kamu mau aja. Terus, dilakukan dengan serius dan dilandasi dengan iman yang kuat. Bagaimana memulainya? Belajar yang benar tentang Islam! Sebab, di sanalah kita akan menemukan banyak hikmah dan ilmu pengetahuan serta pelajaran berharga memaknai kehidupan, ibadah, pengorbanan, dakwah, perjuangan dan banyak lagi. Siap berkorban? Yes! (sumber : http://www.gaulislam.com)

Sabtu, 21 November 2009

Kiamat itu Keniscayaan

Belakangan ini kita dihadapkan dengan kehebohan kontroversi ramalan hari kiamat yang "katanya" akan terjadi di tahun 2012. Wallahuallam. Lebih dari itu, kontroversi itu kian memanas ketika film2 dengan berbagai versi yang dirilis oleh beberapa negara mulai muncul.

Tidak sedikit dari beberapa artikel yang saya baca turut unjuk komentar terkait ramalan dan film tentang Kiamat itu:

Ada yang menanggapi ramalan dan film itu biasa-biasa aja...

Ada yang nggak terlalu percaya dengan ramalan itu, karena atas dasar keyakinan bahwa Tuhan (dalam agama apapun) punya misteri dalam mengerjakan sesuatu dengan caranya sendiri...

Ada yang mengambil sisi hikmahnya "Kalo kiamat yang digambarkan dalam film "versi sutradara" aja sudah sedemikian dahsyat, gimana dengan the real doomsday kelak? pasti jauh lebih dahsyat dan tak terbayangkan oleh akal" jika demikian, tidak ada jalan lain kecuali bersegera memperbaiki diri dan semakin memperbanyak intensitas taubat dan taqorrub illallah...

Tapi ada juga yang mengkritik bahkan mengharamkan seperti yang dilakukan oleh MUI kota Malang, Jawa Timur. Mereka berpendapat bahwa ramalan dan film tentang kiamat tersebut sangat membahayakan, bahkan menyesatkan aqidah (keimanan) umat.

Tak ketinggalan mama Lauren juga mengungkapkan dengan detail bahwa nantinya bumi akan berubah total dia mengumpamakan indonesia mungkin berada di cina, berarti bumi akan seperti bola bocor dimana angin akan keluar dan merubah struktur luar...

Hanya Allahlah yang Maha Tahu kapan hari kiamat itu akan terjadi. Tapi sebagai umat islam kita wajib meyakini bahwa hari kiamat sebuah keniscayaan. Tak kan ada satu makhlukpun yang luput darinya. Tak kan ada segelintir kehidupan yang selamat. Namun yang terpenting, disamping meyakini kiamat adalah keniscayaan juga persiapan yang matang untuk menuju kehidupan paska kiamat itu...
Wallahuallam bi shawab.

Jumat, 13 November 2009

Sulit sih, tapi pasti bisa!


Untuk sukses, terjatuh itu biasa. Sakit juga bukan hal yang menyakitkan. Saya seorang mahasiswa semester 6 yang belum bisa apa2. Tapi seorang mahasiswa semester 6 yang belum bisa apa2 ini bukan berarti tidak punya cita2 apa2 dalam hidupnya. Saya punya cita2 yang tinggi, menjadi yang luar biasa. Kalo dipikir2 sepertinya sulit, tapi masih mungkin kok untuk diwujudkan! Itulah tantangan.

Satu hal yang terasa sulit saat ini, mengatur waktu di minggu2 awal KKL. Schedule jadi berantakan. Banyak amanah terbengkalai. Pergi jam 6.30 pagi pulang jam 5.30 sore, bisa nyampe jam 6 malah kalo macet berat. Jadilah sampai di rumah tinggal capeknya aja. Udah males mau ngapa2in. udah ga mood baca buku, bawaannya pengen langsung tidur. Kalaupun dipaksain baca2 buku, yah walhasil buku beralih fungsi jadi guling…Satu minggu sudah berlalu, dan saya udah dikalahin oleh waktu. Tapi untuk selanjutnya, aturan main barulah yang akan berlaku. Schedule harus mulai diatur lagi. Meski sulit, tapi pasti bisa. Ini cuma masalah kekuatan untuk bertahan. Huah, Allahuakbar!

Hal kedua, saya seorang mahasiswa yang ga punya basic dibidang desian. Kalo ditanya kenapa masuk dijurusan desain? Bukan 100% mutlak kehendak saya. Ini terkait kondisi dan keputusan pusat yang ga mikir sampai tahap mustanir. Well, meski sulit tapi akhirnya pada detik ini sampai juga di semester 6 dengan hasil yang tidak terlalu mengecewakan. Pada semester yang menuntut mahasiswanya melakukan kuliah kerja lapangan. Dan lagi-lagi ini adalah masalah bagi saya. Masalah karena ternyata saya belum bisa apa2, masih nol banget di dunia desain. Dunia yang “awalnya” sangat asing dan serba memusingkan. Tapi keyakinan “meski sulit, tapi pasti bisa” itu kembali hadir di hati saya. Walau malu, merasa kecil hati dan harus ditertawakan, itulah resiko sebuah perjuangan dan seni kesuksesan. sekarang masalahnya cuma KEGIGIHAN USAHA dan SEMANGAT. Bukankan Allah menilai proses, sedangkan hasil wallahuallam bishawab. ALLAHUAKBAR, BIIDZNILLAH!

Minggu, 01 November 2009

Salam Perjuangan

Salam Perjuangan untuk saudara seakidah di seluruh penjuru Indonesia… Alhmdulillah wa syukurilah, Kongres Mahasiswa Islam Indonesia (KMII) telah berhasil digelar berkat pertolongan Allah swt. Meski dengan berbagai tantangan, ujian dan cobaan… meski menuntut banyak pengorbanan, sesungguhnya itulah seni perjuangan yang mulia. Allahuakbar!!!

Subhanallah, LUAR BIASA…! 

Inilah titik awal revolusi menuju kehidupan yang mulia dibawah naungan Daulah khilafah rasyidah babak ke-2 yang dijanjikan. Mahasiswa yang ditanggannya terdapat tonggak besar untuk mengguncang dunia mulai menampakkan geliat muak menyaksikan fakta keterpurukan umat muslim dimana2. Sumpah sepenuh jiwa yang diucapkan dan ditandatangani oleh lebih dari 5000 mahasiswa diseluruh nusantara menjawab tantangan revolusi dunia. Allahuakbar!

Dirasa belum cukup jika ke-muakkan itu hanya memanaskan depan Basket Hall, senayan, Jakarta, kembali digelar Kongres Mahasiswa Islam JaBar Live Streaming yang diselenggarakan pada sabtu, 31 Oktober 2009. Tak kalah memanas meski kongres tersebut diselenggarakan didalam ruangan (Auditorium, PKM UPI), karena seluruh penjuru Indonesia hakikatnya turut hadir meski menggantikan diri dengan dukungan via sms. Semangat dan dukungan mereka turut menggaungkan Auditorium PKM hari itu. Saatnya Mahasiswa Memimpin Perubahan dengan Syariah dan Khilafah… 

"Demokrasi...demokrasi...demokrasi pasti mati....
demokrasi...demokrasi...demokrasi biang keladi...
Khilafah...khilafah...pasti tegak kembali...
khilafah...khilafah...janji Allah yang PASTI..."

Berulang kali yel2 tersebut disuarakan oleh ratusan mahasiswa perwakilan dari berbagai kampus yang hadir.

Subhanallah… kongres ini semakin membuka kelopak mata dan pikiran kita bahwa revolusi itu nyata. Syariah Islam pasti akan diterapkan. Daulah Khilafah Rasyidah bukan utopis. AllahuAkbar!!!

Sumpah Mahasiswa Kongres Mahasiswa Islam Indonesia, 18 Oktober 2009
Sejak kemerdekaan hingga lebih dari enam dekade, sekulerisme mengatur Indonesia, terlepas dari siapa pun yang berkuasa. Hal yang sama juga terjadi di negeri-negeri muslim lainnya. Sistem sekuler telah menyebabkan rakyat terus menerus hidup dalam berbagai krisis yang tidak berkesudahan.

Sampai saat ini fakta kemiskinan, kebodohan, kedzaliman, ketidakadilan, disintegrasi dan berbagai problem lain, termasuk penjajahan dalam segala bentuknya, senantiasa mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.

Sistem sekuler telah mengakibatkan potensi sumberdaya alam dan kekayaan mineral yang sangat melimpah tidak mampu membuat rakyat hidup dalam kebaikan. Justru sebaliknya, rakyat hidup dalam penderitaan. Semua potensi dan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak memberikan arti apa-apa buat hidup rakyat.

Oleh karena itu, setelah kami melihat, mencermati dan menganalisa fakta kerusakan yang ada serta merumuskan kondisi ideal, maka demi Allah, Zat yang jiwa kami berada dalam genggaman-Nya, kami mahasiswa Indonesia bersumpah :
1. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa sistem sekuler, baik berbentuk kapitalis-demokrasi maupun sosialis-komunis adalah menjadi sumber penderitaan rakyat dan sangat membahayakan eksistensi Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
2. Dengan sepenuh jiwa, kami yakin bahwa kedaulatan sepenuhnya harus dikembalikan kepada Allah SWT – Sang Pencipta alam semesta, manusia dan kehidupan - untuk menentukan masa depan Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
3. Dengan sepenuh jiwa, kami akan terus berjuang tanpa lelah untuk tegaknya syari’ah Islam dalam naungan Negara Khilafah Islamiyah sebagai solusi tuntas problematika masyarakat Indonesia dan negeri-negeri muslim lainnya.
4. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan kepada semua pihak bahwa perjuangan yang kami lakukan adalah dengan seruan dan tantangan intelektual tanpa kekerasan.
5. Dengan sepenuh jiwa, kami menyatakan bahwa perjuangan yang kami lakukan bukanlah sebatas tuntutan sejarah tetapi adalah konsekuensi iman yang mendalam kepada Allah SWT.
Jakarta, 18 Oktober 2009 

Demi Zat yang jiwa kami berada dalam genggamanNya… Engkaulah saksi atas sumpah yang kami ucapkan. Dan atas izinMulah apa yang kami perjuangkan akan sampai pada masanya. Masa dimana yang Haq akan dipandang sebagai yang haq dan yang bathil dipandang sebagai yang bathil, masa diterapkannya Syariah Islam, Masa Daulah Khilafah Rasyidah yang telah dijanjikan. ALLAHUAKBAR…!


LOKALISASI, SOLUSI ATAU PROBLEM?

Berkembangnya penyakit yang mematikan seperti HIV/AIDS, tentu saja tidak terlepas dari kontribusi PSK yang memegang peranan penting dalam penularan penyakit tersebut. Karena proses penularan HIV/AIDS banyak yang melalui hubungan seks. Inilah yang melatar belakangi digelarnya Mubes PSK (Musyawarah Besar Pekerja Seks Komersial) di Karawang Jawa Barat awal Oktober lalu. Mereka menuntut alokasi dana untuk menanggulangi HIV/AIDS atau PMS (Penyakit Menular Seksual), yang ditimbulkan akibat pekerjaan mereka.

Saya cukup kaget saat membaca berita tentang Mubes psk. Diperbolehkannya Mubes PSK, jelas mengindikasikan bahwa keberadaan PSK itu dianggap sah dan diakui sebagai warga negara yang berprofesi pekerja seks komersial. Parahnya lagi, adanya lokalisasi oleh pemerintah, justru semakin memperkuat eksistensi dan menambah jumlah PSK yang ada hingga membentuk jaringan internasional.

Saya sebagai warga negara sangat miris melihat fenomena ini. Saya menghimbau agar seluruh elemen masyarakat dapat turut andil dalam penghapusan sek bebas ini. Terutama negaralah yang paling bertanggung jawab atas kerusakan moral bangsa. Sejatinya negara melindungi masyarakat dari berbagai kerusakan dan kemaksiatan bukan justru melokalisasi dan memberi dukungan pelaku sek bebas. Negara memiliki porsi hukum yang harus diperankan dengan baik dan tidak bisa digantikan oleh kelompok apalagi individu. Berbagai|Undang-undang dikeluarkan tapi tak kunjung menyelesaikan permasalahan ini. Jika kita kembali pada Islam, maka kita akan mendapati aturan yang begitu jelas dan sempurna untuk mengatasi permasalahan ini. Islam jelas mengharamkan umatnya untuk seks bebas. Bagi para pelakunya akan dikenai sanksi yang membuatnya jera agar tidak melakukannya lagi. Jika aturan Islam diterapkan secara kaffah maka permasalahan demi permasalahan bangsa akan dapat terselesaikan dan tentunya kita akan mendapat ridhoNya. Berbagai bencana alam merupakan teguran dari Allah agar kita kembali pada aturanNya. Jangan sampai kita menambah dosa-dosa kita dengan membiarkan pelaku seks bebas bisa berbuat zina dengan bebasnya. Saatnya kita kembali pada aturan Allah dengan menerapkan Islam secara kaffah dalam bentuk Daulah Khilafah.Wallahualam bi shawab.