Demam kekhawatiran akan ledakan jumlah penduduk sedang menyerang tubuh
dunia. Termasuk didalamnya Indonesia juga merasa was-was akan
pertambahan penduduk yang semakin tidak terkendali. Terbukti dari
riset populasi global (2008) bahwa tingkat pertumbuhan penduduk
rata-rata mencapai 6 % pertahun. Dengan angka tersebut jika tidak ada
bencana alam secara demografi maka populasi dunia akan mencapai 9
milyar pada tahun 2050, ini berarti dalam jangka 40 tahun ke depan
dunia mengalami pertambahan penduduk sebanyak 2,3 milyar dari populasi
saat ini yang berkisar 6,7 milyar. Wajar saja jika muncul
kekhawatiran, orang sebanyak itu nanti mau makan apa? Tinggal dimana?
Dan berbagai kekhawatiran lainnya. Apalagi secara logika bumi ini
tidak akan bertambah luas dan sumberdaya kian terbatas, sementara
orang yang menghuni terus bertambah. Semua bayangan negatif ini pada
akhirnya akan berujung pada kekhawatiran pada kondisi penduduk dunia
yang mengalami kemiskinan dan kesengsaraan.
Menurut saya, prediksi inilah yang menyimpulkan bahwa meningkatnya
jumlah penduduk akan menjadi ancaman atau malapetaka bagi kelangsungan
kesejahteraan dunia. Oleh karena itu muncullah berbagai upaya untuk
menghadapi masalah tersebut, baik ditingkat nasional maupun
internasional. Di Indonesia sendiri sejak era orde baru telah dibentuk
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) yang bertugas
menyelenggarakan penyuluhan, kampanye dan pelaksanaan KB (Keluarga
Berencana). Namun hingga kini upaya tersebut tidak membuahkan hasil,
jumlah penduduk tetap saja meningkat. Dan lagi-lagi ini yang dianggap
biang keladi kemerosotan ekonomi, kemiskinan global, kelaparan,
kerusakan lingkungan dan ketidak stabilan politik. Padahal jika
berbicara tentang kecukupan ekonomi, Negara Barat yang jumlah
penduduknya 20% inilah yang mengkonsumsi 81% dari semua apa yang
dihasilkan dunia, sedangkan 80% lainnya mengkonsumsi sisanya. Gaya
hidup yang boros dan pola konsumtif dari negara-negara majulah
penyebab yang sebenarnya atas meningkatnya pemakaian sumber daya di
dunia. Dengan sumber dayanya yang minim, mereka memasok bahkan
mengurasnya dari luar sehingga menyebabkan negara lainnya terus berada
dalam keadaan miskin. Oleh karena itu sebanyak apapun sumber daya yang
dimiliki dunia jika dikelola dengan sistem kapitalis seperti saat ini
maka kesejahteraan penduduk tidak akan pernah tercapai, kecuali hanya
segolongan yang memiliki kapital saja. Sehingga amat dangkal jika
memiliki anggapan bahwa sengsara dan sejahteranya manusia berdasarkan
dari banyak atau sedikitnya jumlah manusia.
Pada akhirnya dapat terbaca sesungguhnya pertambahan penduduk itu
ancaman bagi Negara Baratkah atau bagi dunia mayoritaskah? Dunia
mayoritas saat ini mengerucut pada populasi kaum muslim. Meningkatnya
penduduk jelas merupakan ancaman bagi para investor Amerika di
negara-negara itu yang akan menentang struktural kekuasaan global. Dan
bila pertumbuhan penduduk itu dibiarkan menjadi banyak dan berkualitas
sesungguhnya ini merupakan potensi kaum muslim, terlebih
negeri-negeri muslim kaya akan SDA. Maka akan sangat mudah bagi kaum
muslim untuk menggulingkan kekuasaan barat. Ini yang mereka anggap
sebagai ancaman, untuk itulah Barat berusaha menekan pertumbuhan
penduduk khususnya kaum muslim dengan berbagai upaya.
Wallahualam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar